1.1.
Faktor
pendorong tumbuhnya sains dalam peradaban Islam
Setidaknya
ada tiga faktor yang mendorong perkembangan ilmu di dunia islam pada masa
kejayaannya yaitu:
1.
Adanya
suatu worldview dalam kemajuan sains merupakan unsur paling penting, dan ini
bersumber dari Al-qur’an dan sunnah. Motif agama dalam mempelajari sains ini
dapat kita temui dari pengakuan seorang ilmuwan terkemuka Al-Khawarizmi:
“Agamalah
yang mendorong saya menyusun karya tulis singkat dalam hal hitungan dengan
memakai prisip operasi hitung seperti penambahan dan pengurangan, yang berguna
bagi pengguna aritmatika.”
Para
ilmuwa muslim pada umumnya tidak pernah menjadikan harta dan jabatan sebagai
tujuan untuk pencarian ilmu. Ibnu Rusyd, Ibn Hazm dan Ibn Kholdun adalah
ilmuwan yang berasal dari keluarga kaya. Kekayaan tidak menghentikan mereka
dalam pencarian ilmu begitu juga sebaliknya kemiskinan tidak pernah menghalangi
kegairahan mereka terhadap ilmu.
2.
Apresiasi
Masyarakat
Tentunya
beberapa umat muslim yang memiliki tingkat keimanan yang tinggi pasti akan
menyadari bahwa betapa pentingnya ilmu tersebut, sehingga mereka mengapresiasi
eksistensi ilmu yang berkembang yang berbentuk karya-karya tertulis maupun
semacam seminar-seminar yang diadakan oleh penguasa.
Masyarakat
islam pada saat itu begitu disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang berbau
keilmuwan, mulai dari pidato-pidato para ulama sampai debat terbuka antar
ulama. Masyarakat di bagdad misalnya, mereka sangat menggemari acara debat
terbuka yang sering dilaksanakan ditempat-tempat umum.
3.
Patronase
penguasa
Patronase
penguasa ini adalah upaya yang dilakukan oleh penguasa dan para orang kaya
untuk memberikan perlindungan dan dukungan yang sangat loyal pada akademisi
muslim untuk melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah, sehingga mereka tidak
segan-segan mengucurkan dana untuk riset mereka mendirika suatu lembaga
pengajaran ilmu seperti Madrasah, perpustakaan dan lain-lain. Beberapa lembaga
pendidikan yang ada di dunia islam pada masa kejayaannya yaitu Madrasah
(College), Akademi, perpustakaan, rumah sakit, observatorium dan zawiyyah atau
pusat-pusat latihan sufi (pipit piriana
& Dich Ramatiah, bioekspo…hal16
Dulu
para penguasa dan orang-orang kaay akan mengupahinya dengan upah yang sangat
mahal kepada seseorang yang berhasil membuat suatu karya ilmiah,
dalamsejarahnya mereka memberikan emas seberat karya yang telah dirumuskan.
Sehingga banyak dari mayarakat islam yang tertarik dengan mengadakan penelitian
ilmiah, mulai dari melakukan penelitian medis, dan lain-lain.
1.2.
Metode-metode
yang digunakan para ilmuwan muslim
1.
Metode
Tajribi
Metode
Tajribi adalah metode pengamatan objek fisik yang tentu saja alatnya dengan
menggunakan indera,atau yang serigkali dilakukan oleh para peneliti barat yakni
metode eksperimen. Metode terhadap pengamatan objek fisik dilakukan pada dua
level yakni level teoritis yang mana para ilmuwan muslim mengkaji dengan
seksama secara kritis karya-karya ilmiah dibidang fisika tertentu semisal astronomi,
kedokteran dan lain sebagainya. Dan level kedua yakni level praktis yang mana
mereka berupaya untuk membuktikan kebenaran suatu teori.
Pada
perkembangannya karena metode tajribi ini menggunakan metode pengamatan indera,
yang mana bisa saja memunculkan pandangan subjektif karena kemampuan indera
antara satu individu dengan individu lainnya berbeda maka diciptakanlah
ukuran-ukuran (kilometer, hectometer, dekameter dan lain-lain) untuk memberikan
kesan-kesan objektif pada pengamatan tersebt. Juga keterbatasan indera mata
kita yang memunginkan tidak dapat melihat benda yang kasat mata seperti kuman,
virus danlainnya, maka dari itu para imuwan muslim menciptakan alat bantu
penglihatan mata untuk melihat benda kasat mata tersebut dengan jelas lagi
seperti mikroskop dan teleskop untuk melihat benda angkasa.
2.
Meode
Burhani
Metode
burhani adalah metode logika yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari
premis-premis yang telahdiketahui sehingga menghasilkan kesimpulan, pengetahuan
atau informasi baru yang sebelumnya tidak atau belum diketahui.
Mekanismenya
adalah premis mayor + premis minor + middle term + kesimpulan. Misalnya, premis
minornya, gajah adalah makhluk yang bernyawa kesimpulannya gajah akan mati.
(Abdul Aziz dkk, dan alam pun bertasbih…hal 35)
3.
Metode
Irfani
Metode
irfani ini menggunakan ini menggunakan hati/qolb, yang sidah tidak hanya
melihat ataupun ,mempersepsi lagi layaknya indera akal, akan tetapi hati sudah
mampu merasakn. Karena metode ini menisbatkan pada pengalaman atau merasakn
sesuatu, maka boleh jadi pendekatan ini dapt mewakili sepenuhnya tentang
pengetahuan tersebut. Kita contohkan saja kepada rasa rindu maka kita hanya
bisa membayangkan saja rasa rindu tersebut melewati media akal yang mana tidak
bisa dijanjikan kebenaran dari kesimpulannya.
Agar
dapat memotensikan hati kita agar dapat digunakan untuk merengkuh pengetahuan
yakni dengan cara tazkiyat al-anfus(pengetahuan jiwa)karena tergeraknya hati
untuk menggapai pengetahuan membutuhkan jiwa yang bersih.
4.
Metode
Bayani
Metode bayani
merupakan metode yang menyakini bahwa al-Qur’an dan sunnah sumber ilmu. Dari
metode inilah ayat al-Qur’an menjadi terklarifikasikan yakni ada pembagian
muhkamat, mutsyabihat, dhzahir dan mubayyan
dsb.
1.3.
Ilmuan-ilmuan
Muslim
1.
Ibnu
Sina
Ibnu
sina mempunyai nama lengkap Abu Al-Husain bin Abdullah Ibnu Sina. Ia lahir di
desa Afsyanah dekat Bukhoro beliau mendapat gelar” Medicorum Principal” alias
raja Di Raja DOkter oleh tradisi kedokteran eropa Klasik. Diusia !& tahun,
beliau telah banyak menguasai ilmu filsafat dan ilmu kedokteran sehingga
diangkat sebagai dokter. Istana dan berhasil meyembuhkan [enyakit sultan
Bukhoro dari dinasti Samaniyah. Nuh bin Mansur.
Tidak
kurang dari 276 buah buku atau risalah berhasil beliau buat. Karya yang
diannggap penting oleh para ahli adalah kitab ars-syifa’ yang terdiri dari 18
jilid. Kitab terebut merupakan eksklopedi besar tentang fisika, Mateatika,
Metafisika, dan logika. Karya monumentalnya adalah al-Qonun fi at-Tibb yang
merupakan esklopedi tentang kedokteran yang menjadi pegangan wajib
universitas-Universitas eropa selama kurang lebih 300 tahun. Al-isyarah wa
at-tanbihat merupakan buku yang membicarakan logika, fisika dan metafisika.
Buku tersebut merupakan karya terkhir ibnu sina. (Abdul Aziz dkk, dan alampun bertasbih…hlm.
39)
2.
Al-razi
The Arabic Galen.
Al-razi
mempunyai nama lengkap Abu Bokr Muhammad bi Zakaria bin yahya al-Razi. Dia
lahir di Ray, decant Teheran, lian, pada tahun 865M/251 H. Al razi hidup di
bawah pemerintahan Dinasti Saman. Al Razi adalah penulis Muslim pertama yang
menguraikan masalah medis dan klinis. Di eropa al-razi dikenal dengan nama
Rhazes, beliau mempunyai pengaruh yang sangatbesar tehadap perkembangan ilmu
kedokteran eropa modern. Menurut sayyed Hussain Nasr dalam science and civization
in islam (1968). Al razi adalah dokter klinis yang terbesar dalam islam dan
memperoleh kemasyhuran di Eropa pada zaman Rencisans, dan hanya ditandatangani
oleh Ibnu Sina.
Sebagai
ahli medis, al-Razi sangat giat mengadakan pengajaran ilmu-ilmu medis. Dengan
menjadikan rumah sakit sebagai pusat. Penelitian dan pendidikan kedokteran,
al-Razi telah mencetak ribuan pelajar Muslim yang menekuni ilmu kedokteran. Ia
memperkenalkan dan mewariskan metode pendidikan medis, yang kini dikenal dengan
CME (continuing Medical Education)
Sejarah
mencatat bahwa al-Razi orang pertama yang mencurahkan segenap pikirannya utnuk
mendiagnosa penyakit cacar dan campak. Nasr (1968) menyebutkan bahwa karya
medis al-Razi yang terkenal diantaranya adalah A-Judah wal al-hasbah (naskah
tentang cacar dan campak) atau dikenal dengan bahasa latin De Pestiletian atau
De Peste. Buku ini dibaca dikalangan medis di dunia barat sampai pada masa
modern. Selain dikenal sebagai dokter pertama yang paling brilian didunia
islam, al-razi juga dikenal sangat dermawan, rendah hati dan santun pada para
pasiennya. Bahkan, dia sering memberi pengobatan gratis kepada para pasiennya
yang kurang mampu.
Selain
belajar ilmu kedokteran, al-Razi juga belajar matematika, astronomi, sastra,
kimia dan filsafat. Pada masa mudanya, al-Razi hidup sebagai tukang inten.
Penukar mata uang. Dan sebagai pemusik atau pemetik kecapi.
Selama
hidupnya al-Razi menulis kurang lebih 232 karya-karya ilmiah dalam banyak
bidang, seperti kimia, kedokteran, astronomi, sejarah, filsafat, teologi dan
juga etika (filsafat moral). Dibidang kimia, salah satunya yang berjudul
Al-hikmahnya, merupakan buku aluan penting dalam ilmu kimia. Karya medis
al-Razi yang membuat terkenal sampai kedunia barat adalah Al-Hawi. Karya
al-Razi yang terdiri dari 20 jilid ini, dianggap sebagai buku induk dalam
bidang kedokteran. Buku tersebut menghimpun hasil-hasil eksperimen, penelitian
dan pengalaman medisnya selama 15 tahun. Apa yang dituliskan didalamnya adalah
hasil rangkuman ilmu-ilmu kedokteran yang ia telah catat, yang kemudian ia uji
keabsahannya dan kebenarannya lewat eksperimen.
Buku
al-Hawi yang beratnya mencapai 10 kg ini, telah mengenalkan ilmu kedokteran dan
diajarkan di universitas-universitas seluruh eropa sampai abad-18 oleh karena
itu, tidak heran jika dunia barat gelar ar-Razi gelar sebagai The Arabic Galen.
(pipit pitriana dan Diah Rahmatia, BIOekspo menjelajah alam dengan
biologi….Hlm. 37)
3.
Ibn al-baythar
Ibn al-baythar
dilahirkan di Malaga pada akhir abad ke-6 H atau abad ke-12M. Nama lengkapnya
endiri adalah Abu Muhammad ‘Abd Allah bin Ahmad Dhiya Al-Din Ibn Al-baythar
al-Malaki al-nabati, namun terkenal dengan nama Ibn al-baythar. Tokoh yang
sangat mencolok pada masanya itu, terkenal sebagai ahli dalam bidang
farmakologi dan ahli botani. Ibn al-baythar pertama kali menuntut ilmu pertama
kali di Seville, spanyol. Disana, beliaubanayak mengumpulkan berbagai jenis
tumbuhan dan melakukan banyak penelitian bersama para gurunya.
Al-baythar
sangat teliti dalam mengklasifikasikan jenis tumbuhan yang ia peroleh. Berbagai
jenis tumbuhan tersebut diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri yang
dimilikinya. Untuk menyempurnakan pengetahuannya tentang tumbuhan dan
farmakologi, al-baythar pada saat itu melakukan perjalanan hingga ke yunani dan
romawi. Dianalah, beliau beremu dengan kelompok ilmuwan handal dalam dua bidang
terebut dan belajar kepada mereka. Selanjutnya pada sekitar tahun 617H / 1220M,
al-baythar pergi dan menetap di daerah afrika utara, tepatnya di Maroko,
Algeria dan Tunisia. Disana ia bertemu dengan beberapa tokoh ilmuwan ahli
botani dan melakukan penelitian bersama mereka. Al-baythar sendiri dikenal
sebagai sosok ilmuwan yang ramah, mudah bergaul dan memiliki jiwa yang luhur.
Selama di Damaskus , al-baythar banyak memenuhi karya ilmuwan sebelumnya,
seperti abu zakariyya, al-razi, Ibn Sina, al-idrisi, al-ghafiqi, dioscorides
dan yang terpenting adalah karya-karya galen (jalinus)
Ibn
al-baythar melakukan penafsiran terhadap karya dioscorides tentang nama-nama
tumbuhan dan jenisnya, serta menghasilkan sebuah buku tentangnya. Metode yang
dilakukan olehnya adalah dengan mencantumkan teks asli berbahasa yunani yang
telah di edit oleh ilmuwan romawi. Ia menjelaskan perbedaan yang dikemukakan
oleh setiap ilmuwan tersebut dan mengklasifikasikan kesalahan pendapat mereka
tentang berbagai jenis tumbuhan.
Ibn
al-baythar wafat pada bulan sya’ban tahun 646H/1248M,secara tiba-tib di
Damaskus. Dalam perjalanan intelektualnya Ibn al-baythar banyak menghasilkan
karya yang sangat penting tentang farmakologi dan ilmu tumbuh-tumbuhan. Karya
Ibn al-baythar yang paling elegan dan termasyhur adalah kitab al-jami li
muficdat al-adawiyyah wa al-aghdziyyah. Buku tersebut memuat sejumlkah daftar,
secara alfhabetis, tidak kurang dari 1.400 obat-obatan dan 300 jenis diantara
yang ditemukan sendiri. Sebagian besar obat-obatan hasil penemuannya ia
racikdari berbagai tumbuhan yang ia observasi. Buku tersebut kemudian di cetak
di kairo pada tahun 1291 H / 1874 M.
(Pipit Pitriana dan diah Rahmatia, Bioekspo Menjelajah Alam dengan
Biologi… Hlm)
4.
Jabir
Ibnu Hayyah
Orang-orang
eropa menamakan Gebert, ia hidup antara tahun 721-815M. dia adalah seorang tkoh
islam yang mempelajari dan mengembangkan dunia Islam yang pertama. Ilmu tersebut kemudian berkembang dan kita
mengenal sebagai ilmu kimia. Dia mengadakan penelitian dalam bidang logika,
filosofi, kedokteran fisika dan mekanik.
5.
Badi’uzzaman
Sa’id Nursi
6.
Tokoh
mujahid dan mujadid islam abad ke 14 H Badi’uzzaman atau SAa’id bin Mirza
dilahirkan pada tahun 1876 M (1294 H) di Nursi, sebuah perkampungan kecil di
daerah Khizan, Turki. Beliau juga dikenal sebagai Sa’id al-nursi yangb merujuk
kepada tempat kelahirannya. Nursi mula-mla merantau ketika umurnya Sembilan
tahun dalam usahanya untuk ilmu pengetahuan. Beliau telah berguru dengan banyak
alim ulama termasuk Syeikh Muhammad al-jalali di Madrasah Bayazid Iran. Setelah
beberapa lama tinggal di rumah Hasan Basha, Nursi sekali lagi dijemput untuk
tinggal dikediaman Tahir Basha, Gubernur baru di Wan. Ketika berada di Wan,
Nursi sempat bertemu dan berdialog dengan tokoh-tokoh ilmuwan modern. Karena
menyadari kelemahannya dalam bidang ilmu modern, mendorong beliau berusaha
mempelajari dan memahami ilmu-ilmu sains modern seperti fisika, kimia, biologi,
geologi dan astronomi. Setelah menguasai bidang agama dan ilmu sains modern,
sekali lagi nursi diberi gelar sebagai Badi’uzzaman. Gelar tersebut diterima
bahkan sampai dijadikan nama beliau. Rasail al Niir mereupakan karya teragung
nursi merupakan khazanah berharga sumbangan pemikiran beliau. Karya agung ini
seharusnya dimanfaatkan oleh umat islam sepanjang zaman. (Abdul Aziz, dkk. Dan
alampun Bertasbih…hlm 98).
2.
Contoh
ayat-ayat kosmos yang berkorelasi dengan Al-Qur’an
a.
Al-Qur’an
menjawab teka-teki dibalik bangunan Piramida
Sejak lama para ilmuwan bingung bagaimana cara sebuah piramida
dibangun. Hal ini karena teknologi yang digunakan untuk mengangkat batu-batu
besar yang bisa mencapai ribuan kilogram ke puncak-puncak benagunan belum
ditemukan di zamannya.
Koran Amerika Times edisi I Desember 2006, menerbitkan berita
ilmiah yang mengkonfirmasi bahwa fir’aun menggunakan tanah liat untuk membangun piramida. Menurut penelitian
tersebut disebutkan bahwa bahwa batu yang digunakan untuk piramida adalah tanah
liat yang dipanaskan hingga membenuk batu keras yang sulit dibedakan dengan
batu aslinya. Para ilmuwan mengatakan bahwa fir’aun mahir dalam ilmu kimia,
sehingga dia bisa mengelola tanah liat hingga menjadi batu. Dan teknik tersebut
menjadi hal yang sangat rahasia jika dilihat darikodifikasi nomor dibatu yang
mereka tinggalkan.
Professor Gilles Hug dan mhicel professor Barsoum menegaskan bahwa
piramida yang paling besar di Giza, terbuat dari dua jenis bau:
1.
Batu
Alam
2.
Batu
yang dibuat secara manual alias olahan tanah liat.
Dalam penelitian yang dipublikasikan oleh majalah “Journal Of
American Ceramic society” menegaskan bahwa fir’aun menggunakan jenis tanah
slurry untuk membangun monument yang tinggi termasuk piramida karena tidak
mungkin bagi seseorang untuk mengangkat batu berat ribuan kilogram. Sementara
untuk dasarnya fir’aun menggunakan batu alam. Lumpur tersebut merupakan
campuran lumpur kapurdi tungku perapian yang dipanaskan dengan uap air garam
dan berhasil membuat uap air sehingga membentuk campuran tanah liat. Kemudian
olahan itu dituangkan dalam tempat yang disediakan di dinding piramida.
Professor david Ovits tealah mengambil batu piramida yang terbesar
untuk dilakukan analisis dengan menggunakan mikroskop electron terhadap batu
tersebut dan menemukan jejak reaksi cepat yang menegaskan bahwa batu terbuat
dari lumpur selama ini tanpa penggunaan mikroskop electron ahli geologi belum
mampu membedakan antara batu alam dan batu buatan. Sang professor membutuhkan
waktu sepuluh hari hingga mirip dengan batu aslinya. Sebelumnya seorang ilmuwan
Belgia, Guy Demorties telah bertahun-tahun mencari jawaban dari rahasia dibalik
pembuatan batu besar di puncak-puncak piramida. Ia pun berkata” setelah
bertahun-tahun melakukan riset dan study, sekarang saya baru yakin bahwa
piramida yang terletak di Mesir dibuat dengan menggunakan tanah liat.” Soal
batu-batu piramida yang ternya terbuat dari olahan lumpur ini memakan waktu
sekitar 20 tahun. Sebuah penelitian yang lama tentang piramida Bosnia “piramida
matahari” dan menjelaskan bahwa batu-batunya terbuat dari tanah liat.
Kebenaran ilmiah mengatakan bahwa sangat jelas metode tertentu pada
pengecoran batu berasal dari tanah liat telah dikenal sejak ribuan tahun yang
lalu, dalam peradaban yang berbeda baik Rumania atau Fir’aun. Ternyata
Al-Qur’an telah lebih dulu punya jawaban. Jika di fahamilebih dalam, ternyata
Al-Qur’an telah mengungkapkan hal ini
1.400 tahun sebelum mereka mengungkapkannya. Perhatikan sebuah ayat
dalam Al-Qur’an berikut ini
Artinya: “dan
berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu
selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah
untukku bangunan yang Tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan
Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa Dia Termasuk orang-orang
pendusta".
Subhanallah bukti menakjubkan yang menunjukkan bahwa bangunan-banguna
raksasa, patung-patung raksasa dan tiang-tiang yang ditemukan dalam peradaban
tinggi saat itu, juga dibangun dari tanah liat.
Al-Qur’an adalah kitab pertama yang mengungkapkan rahasia bangunan
piramida, bahkan mungkin tidak seorang pun yang pernah mendengar kisah Fir’aun.
Kisah Fir’aun, terjadi sebelum masa Nabi Musa as riban tahun yang lalu, dan
tidak satupun di muka bumi ini pada waktu itu yang mengetahui tentang rahasia
Piramida. Sebelum ini, para ilmuwan tidak yakin bahwa Fir’aun menggunakan tanah
liat yang dipanaskan untuk membangun monument tinggi kecuali beberapa tahun
belakangan ini. Sungguh menakjubkan, 1400 tahun yang lampau, Nabi Muhammad SAW,
setelah berakhirnya dinasti Fir’aun memberitahukan bahwa Fir’aun membangun monument
yang kelak dinamakan piramida menggunakan tanah liat. Kenyataan ini sangat
jelas dan kuat membuktikan bahwa nabi Muhammad SAW tidaklah berbicara sesuai
hawa nafsunya saja melainkan petunjuk dari Allah SWT yang menciptakan Fir’aun
dan menenggelamkannya dan Dia pula yang menyelamatkan Nabi Musa, dan Dia pula
yang memberitahukan kepada Nabi terakhirnya akan hakikat ilmiah ini. Subhanallah,
sungguh ini suatu hal yang hanya dapat difahami oleh orang-orang yang bukan
sekedar berakal, tetapi juga mempergunakan akalnya.
Seperti yang dijelaskan dalam tafsir Al-misbah bahwa lafad ô ß`»yJ»yg»t Í< Ï%÷rr'sù (maka
bakarlah ya haman untukku tentu saja tidak ditujukan kepada menteri tersebut untuk
melakukan pembakaran, tetapi maksudnya tugaskanlah kepada pekerja untuk segera
memulai pekerjaan membangun bangunan tinggi. Memang langkah pertama membangun
adalah mempersiapkan bahan bangunan. Bahan yang banyak digunakan adalah batu
bata dan ini ketika itu diperoleh melalui pembakaran tanah liat (M. Quraish
Shihab, Tafsir Al-misbah vol. 9 hal 597)
3.
Penciptaan
Alam Semesta
Alam
raya tidak bisa dibayangkan betapa luasnya para ilmuwan memperkirakan luasnya
dengan ukuran jutaan tahun cahaya. Sementara ilmuwan menyatakan bahwa paling
jauh yang diketahui manusia adalah 15 biliun tahun cahaya. Pada jarak itu
banyak ditemukan super gugus galaksiyang jumlahnya tak terhitung. Diluar jarak
itu, belum atau boleh jadi tidak dapat dijangkau oleh pengetahuan manusia. Bintang
yang paling dekat dengan matahari jauhnya sekitar 4,3 tahun cahaya dari bumi. Satu
tahun cahaya diperkirakan sama dengan 10 trilyun km. matahari dan semua bintang
yang dapat kita lihat di bumiterdapat dalam apa yang dinamakan bima sakti yang
merupakan satu galaksi atau tata bintang. Planet tata surya kita pada alam raya
ini dapat diibaratkan sengan sebiji kacangditengah lapangan sepak bola. Diseluruh
alam raya terdapat milyaran galaksi. Dan masing-masing galaksi saling menjauhi
dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Alam raya
diperkirakan berumur antara 10 sampai 15 billiun tahun. Sedang batu-batuan bumi
yang tertua diperkirakan terbentuk sekitar 4,6 trilyun tahun. Ini serupa dengan
hasil penelitian bau-batu bulan dan aneka benda angkasa yang jatuh ke bumi. Bekas-bekas
kehidupan di bumi, yan tertua diperkirakan sekitar 3800 billiun tahun, jika
demikian maka penyiapan bumi untuk dapat dihuni makhluk hidupadalah sekitar 800
milliun tahun. Kehidupan makhluk yang bernama manusia diperkirakan baru sekitar
100000 tahun.
0 comments:
Post a Comment