Di desa yang
indah, nyaman dan tentram terdapat sekelompok anak yang berseragam putih biru
yang sedang bersiap-siap berangkat sekolah. Anak-anak tadi bernama Livia,
Dimas, Dewa, Anita dan Andre, mereka satu desa, jadi mereka berangkat bersama.
Mereka semua kelas 3 SMP tapi mereka beda kelas. Andre, Livia dan Dimas satu
kelas, mereka kelas IX-A, sedangkan dewa dan anita di kelas IX-C. Mereka sangat
aktif dalam belajar di kelas dan tergolong siswa yang pandai di setiap kelasnya.
Livia memiliki satu teman tapi beda desa namanya Indry, yang membuat mereka
dekat karena mereka satu bangku, tapi itu semua tidak mengurangi persahabatan
dan kekompakan mereka berlima. Mereka itu sangat kompak dalam segala hal, kalau
ada temanya yang kesusahan mereka selesaikan bersama sampai tuntas.
Waktu terus
berjalan dan tidak terasa mereka akan melaksanakan ujian Nasional (UAN). Di
dalam masa-masa terakhir mereka bersama di SMP tercinta mereka tambah kompak
dalam segala hal terutama dalam hal belajar, jika ada temannya yang kurang
paham, satu diantara mereka yang sudah paham mengajarkan dengan penuh
ketelatenan sampai teman tersebut paham dan mengerti. Kalau ada waktu luang
mereka buat untuk belajar kelompok.
Ujian Naional
kurang dua hari lagi, mereka takut untuk menjalankan Ujian Nasional tapi mereka
positif bias mengerjakan soal-soal Ujian Nasional karena mereka yakin, mereka
mampu untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Tibalah hari yang mereka
tunggu-tunggu karena hari tersebut yang menentukan mereka bias melanjutkan ke
jenjang SMA atau tidak. Satu hari sudah terlewati begitu pula hari-hari
selanjutnya. Mereka sangat lega dan senang karena ujian nasional yang membuat
bingung siswa kelas tiga itu sudah terlewati.
Pagi harinya
mereka berkumpul dirumahnya Livia karena hari itu libur. Mereka bersenda gurau
sambil menonton TV di ruang tengah. Livia membawakan cemilan buat
teman-temannya. Teman-temannya bersorak “hore.” Livia dirumah sendirian soalnya
kedua orang tua Livia berangkat tadi pagi ke luar kota. Oleh karena itu mereka
berkumpul dirumahnya Livia. Livia dirumah bersama nenek dan adik tersayangnya
yang bernama Viana.
Hari terus
berjalan tibalah hari yang mereka tunggu-tunggu dimana hari itu adalah hari
pengumuman kelulusan bagi siswa anak kelas tiga. Livia dan teman-temannya
berangkat pagi-pagi sekali karena sudah tidak sabar untuk melihat hasil ujian
mereka. Setiba di sekolah mereka sangat deg-degkan, mereka takut kalau hasilnya
tidak sesuai dengan keinginan. Semua siswa kelas tiga dikumpulkan di tengah-tengah
lapangan. Kemudian ada sebagian guru yang memberi pengumuman. Hasil ujian
nasional dibacakan dengan keras oleh Kepala Sekolah secara satu persatu dan
bergantian dengan guru lainnya. Nama Andre, Livia dan Dimas sudah dibacakan dan
hasilnya sangat memuaskan dan tinggal menunggu Anita dan Dewa tapi tidak lama
kemudian nama-nama mereka dipanggil, mereka juga sangat puas.
Selesai
pengumuman mereka sangat senang dan puas dengan hasil yang mereka peroleh.
Sebelum pulang sekolah mereka berlima mampir ke kantin sekolah untuk merayakan
kebahagian mereka. Sesampai dirunah livia menceritakan kepada orang tuanya dan
orang tuanya puas dengan hasil yang diperoleh anaknya, begitu juga dengan
keempat temannya juga menceritakan kepada orang tuanya masing-masing, mereka
juga puas dengan hasil yang diperoleh anaknya.
Persiapan tinggal
1 hari lagi semua siswa kelas tiga berkumpul di sekolahan untuk gladi bersih
begitu juga Livia dan temannya-temannya yang mempersiapkan keperluan dan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk besok pagi.
Keesokan harinya
Livia dibangunkan jam 03.30 oleh ibunya. Livia mempersiapkan apa saja yang
harus digunakan nanti, tak lama kemudian livia mendengar adzan shubuh. Livia
bergegas mengambil air wudhu dan segera sholat shubuh berjama’ah dengan kedua orang
tuanya. Selesainya sholat shubuh Livia mandi lalu mempersiapkan diri untuk
berangkat sekolah, tapi sebelum berangkat sekolah, Livia arapan pagi dengan
ayah dan ibunya dan tak lupa Livia mengingatkan ayah dan ibunya untuk datang ke
sekolah. Andre dan teman-temannya memanggil Livia untuk berangkat. Livia
bersalaman dengan ayah dan ibunya lalu berangkat bersama teman-temanya.
Sampai di sekolah
Livia dan Anita dipanggil guru untuk berdandan dan berganti pakaian sedangkan
Andre, Dimas dan Dewa pergi ke tempat tata rias untuk cowok. Jam 07.30 tepat
mereka semua sudah selesai berdandan, Livia dan Anita sangat cantik begitu pula
dengan Andre, Dimas dan Dewa juga keliatan tampan dan gagah.
Jam 08.00 semua
wali siswa sudah dating dan mengisi kursi-kursi yang sudah disediakan oleh
panitia. Acara dimuali dan para wisudawan dan wisudawati dipersilahkan untuk
duduk di tempat yang sudah disediakan khusus untuk para wisudawan dan
wisudawati. Setelah lama waktu berjalan tibalah pengumuman peringkat ujian
nasional. Livia dan Andre terletak pada urutan kedua dan ketiga, jadi mereka
masuk tiga besar. Sedangkan Dewa mendapat urutan kelima, Anita ketujuh dan
Dimas kedelapan, jadi mereka masuk sepuluh besar dari 300 siswa. Siswa yang
mendapat peringkat sepuluh besar dipersilahkan untuk maju di atas panggung
beserta wali dari masing-masing siswa tersebut. Semua nama yang dipanggil maju
dengan walinya sendiri-sendiri dengan hati senang dan bahagia. Setelah
pembagian penghargaan tinggalah acara penutup yang diisi oleh do’a. setelah
do’a mereka diperkenankan untu pulang dan meninggalkan tempat acara. Livia
pulang bersama kedua orang tuanya begitu juga Anita, Andre, Dimas dan Dewa,
mereka juga pulang bersama orang tua mereka masing-masing.
Sesampai di rumah
Livia menanyakan kepada ayah dan ibunya untuk melanjutkan sekolah kemana dan
mereka memberi kebebasan untuk Livia sekolah dimana, tapi mereka menyarankan
untuk sekolah yang bagus kualitas agama maupun akademiknya.
Sebelum ajaran
baru Livia dan teman-temannya sepakat untuk sekolah di sekolah favorit di
daerah mereka dan untungnya mereka semua diterima di sekolah tersebut. Setelah
ajaran baru Livia dan teman-temannya menjalankan MOS (Masa Orientasi Siswa)
yang diadakan setiap tahun di sekolah tersebut guna untuk melatih kedisiplinan
dan keberanian untuk masing-masing anak.
Hari-hari Livia
sangat berbahagia bersama sahabat-sahabat yang sudah terjalin dari SD itu
mereka sangat bahagia dan senang karena sudah mendapatkan sahabat sejati yang
mau berbagi disaat senang maupun sedih selalu menyemangati satu sama lain
memberi motivasi guna untuk kebaikan bersama. Di masa-masa MOS Liria dikerjain
sama kakak-kakak yang menjadi pembimbing dikelasnya karena dihari itu Livia
ulang tahun yang ke -15. Livia disuruh meminta tandan tangan kepada kakak-kakak
Pembina tapi sebelum meminta tandan tangan harus menyanyi dan berjoget
seheboh-hebohnya. Ada satu nama yang belum mendapat tanda tangan dan itu kak
Ardy, kak Ardy adalah ketua panitia sekaligus ketua Osis di sekolah tersebut.
Dan untuk mendapat tanda tangan kak Ardy itu susah sekali karena kak Ardy sangat sibuk. Akhirnya
Livia bias menemukan kak Ardy tapi Livia butuh perjuangan yang sangat besar
untuk mendapat tanda tangan kak ardy dan untungnya kak Ardy mau menandatangani
buku yang dipegang Livia.
Pada malam
harinya dan sekaligus hari terakhir anak baru mendapat MOS, mereka sangat
senang karena besok sudah tidak ada yang mengerjain mereka dengan masalah yang
belum tentu benar dan belum tentu dilakukan. Jam 07.30 WIB setelah sholat isya’
acara dimulai, semua anak baru dan panitia disuruh berkumpul ditengah-tengah
lapang dan melingkar di tengag lapangan. Ada beberapa orang yang berlari dan
melingkari kayu-kayu yang berada di tengah lapangan sambil membawa obor untuk
menyalakan api unggun. Satu persatu dari mereka melempar obor yang dibawanya
dan akhirnya api itu menyala dengan terang dan indah. Mereka menyanyi-nyanyi
dan ada juga yang membawa gitar dan piano. Diakhir acara Livia dipanggil untuk
berdiri di tengah lapangan. Ada suara yang keras dari arah selatan ternyata itu
suara kak Ardy. Kak Ardy memberi tahu kalau Livia hari ini ulang tahun dan
Livia tidak menyangka kalau kak Ardy juga ulang tahun di hari yang sama dengan
Livia, semua teman-teman yang berkumpul di lapangan menyoraki mereka. Kak Ardi
meminta tolong untuk semua teman-teman agar menyanyikan lagu selamat ulang
tahun kepada mereka. Dari arah belakang ada kak Novi yang membawakan kue ulang
tahun untuk mereka berdua. Setelah menyanyikan lagu selamat ulang tahun kak
Ardy dan Livia sangat senang sekali, kak Ardy memberi selamat kepada Livia
begitu juga Livia juga memberi ucapan selamat kepada kak Ardy. Acara tadi sudah
selesai dan mereka kembali ke tendanya masing-masing dan keesokan harinya
mereka pulang ke rumahnya sendiri-sendiri.
Acara MOS adalah
awal kebahagiaan yang diperoleh mereka untuk awal mereka masuk di Sekolah
favorit tersebut. Hari-hari Livia dan sahabat-sahabatnya sangat menyenangkan
dan Livia sangat senang karena mendapat sahabat sebaik mereka. Persahabatan itu
berlanjut sampai kapanpun selamanya.
0 comments:
Post a Comment